Keuangan Kalsel Tetap Stabil

oleh -17 views

Kalseltenginfo.com, Banjarmasin – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan menilai kinerja lembaga jasa keuangan di daerah ini tetap stabil dan terjaga untuk mendukung peningkatan inklusi keuangan. Hingga September 2025, sektor perbankan menunjukkan pertumbuhan positif di hampir seluruh indikator utama.

Kepala Kantor OJK Kalimantan Selatan Agus Maiyo menjelaskan, aset perbankan di Kalimantan Selatan mencapai Rp110,39 triliun, tumbuh 12,40 persen (yoy). Kinerja intermediasi juga tetap sehat dengan aktivitas operasional perbankan yang berjalan optimal untuk melayani kebutuhan keuangan masyarakat.

“Intermediasi perbankan tetap stabil, profil risiko terjaga, dan perbankan terus berperan aktif mendukung akses keuangan masyarakat di Kalimantan Selatan,” ujar Agus dalam media update OJK Kalsel di Banjarmasin, Kamis (30/10/2025).

Ia menambahkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) turut meningkat 12,37 persen (yoy), sementara penyaluran kredit tumbuh 9,19 persen (yoy). Kenaikan tertinggi tercatat pada kredit investasi yang melonjak 24,93 persen, dengan total outstanding mencapai Rp23,06 triliun.

Secara spasial, penyaluran kredit terbesar terjadi di Kota Banjarmasin, dengan proporsi 65,48 persen atau sekitar Rp53,66 triliun. Adapun Non-Performing Loan (NPL) nett tercatat rendah di angka 1,24 persen, sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level sehat 82,79 persen.

Selain perbankan konvensional, perbankan syariah di Kalimantan Selatan juga memperlihatkan tren pertumbuhan positif. Hingga posisi September 2025, aset bank syariah naik 10,22 persen (yoy), DPK tumbuh 1,00 persen (yoy), dan pembiayaan meningkat 11,28 persen (yoy).
Rasio Financing-to-Deposit Ratio (FDR) tercatat sebesar 96,33 persen, dengan Non-Performing Financing (NPF) net hanya 0,73 persen, yang menandakan kualitas pembiayaan syariah tetap terjaga.

OJK juga mencatat, penyaluran kredit di Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor Rumah Tangga dengan porsi 37,55 persen, disusul sektor Pertanian (19,46 persen) dan Perdagangan Besar dan Eceran (15,20 persen).

Agus Maiyo menegaskan, OJK akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, lembaga jasa keuangan, dan pelaku usaha dalam memperluas inklusi keuangan di berbagai sektor produktif.
“Kami terus mendorong peran industri jasa keuangan dalam memperkuat sektor riil dan menjaga stabilitas sistem keuangan daerah,” kata Agus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.