Kalseltenginfo.com, BANJARMASIN – Sejak Covid-19 merebak di Kota Banjarmasin, hampir 1 tahun yang lalu, praktis usaha hiburan di kota ini sangat merasakan imbasnya. Banyak acara hajatan, perkawinan, event musik yang dibatalkan, sebab untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 pemerintah menetapkan kebijakan melarang kerumunan (PSBB dan PPKM).
Kondisi ini membuat pelaku bisnis penyewaan sound system di Kota Banjarmasin kembang kempis, bahkan ada sebagian yang menjual peralatannya untuk bertahan, dan ada pula yang gulung tikar. Sepinya hajatan, perkawinaan, event-event membuat perangkat sound system hanya teronggok di gudang tidak memberikan pemasukan.
Seperti yang dialami Rolly Irawan pemilik Rental Sound System Surya Arina Banjarmasin, dia merasakan betul dampak Pandemi yang membuat usahanya seakan mati suri.
Pria yang juga aktif sebagai Penasehat di Komunitas Sound Banjarmasin (KSB) ini mengaku biasanya dalam 1 bulan ada sekitar 4 – 6 acara perkawinan atau event musik yang menyewa sound systemnya, namun setelah pandemi sangat jarang sekali, apalagi untuk event musik hampir tidak ada, seiring diberlakukannya kebijakan dilarangnya kerumunan (PSBB dan PPKM).
Dia menjelaskan, kami pun telah mencoba mensiasatinya dengan beberapa kali mengadakan event musik secara virtual melalui media sosial, namun kurang diminati.
“Kalau dihitung-hitung, selama hampir 1 tahun lebih masa pandemi ini kami sudah merugi ratusan juta,” kata pria yang akrab disapa Rolly ini kepada Kalseltenginfo.com, Rabu (18/8/2021).
“ Saya berharap agar pemerintah juga memperhatikan kelangsungan usaha ini, sebab selain pemilik sound system seperti saya, artis, pemain musik, seniman lokal, crew juga bergantung hidup pada usaha ini, “ ucapnya.
“ Jika kami tidak mendapatkan job, praktis mereka pun tidak mendapatkan penghasilan, “ tambahnya.