Kalseltenginfo.com, Jakarta – Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf), Teuku Riefky Harsya, meresmikan program Rasa Rempah Indonesia (S’RASA) sebagai langkah strategis untuk memperkuat diplomasi kuliner Indonesia di kancah internasional.
Program ini merupakan hasil kolaborasi lima kementerian lain yang sinerginya diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Skydeck Sarinah, Jakarta, Kamis (28/08/2025).
Dalam sambutannya, Menteri Teuku Riefky menegaskan bahwa program ini akan terus berlanjut.
“Inisiatif ini bukan berhenti malam ini, tetapi akan terus berlanjut ke depan untuk membuat kuliner Indonesia semakin populer, semakin mendunia. Dengan dukungan semua pihak, termasuk media, gastronomi Indonesia akan semakin dikenal dunia,” ujarnya.
Program S’RASA dirancang untuk mempromosikan kuliner berbasis rempah ke berbagai negara, dengan menonjolkan cerita, identitas, dan nilai budaya di balik setiap hidangan. Program ini menjadi babak baru setelah berakhirnya Indonesia Spice Up The World (ISUTW) pada 2024 dan bertujuan memperkuat strategi diplomasi melalui restoran-restoran Indonesia di mancanegara.
Kerja sama konkret ini melibatkan enam kementerian: Kementerian Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN, Kementerian UMKM, dan Kementerian Luar Negeri. Penandatanganan MoU dilakukan oleh perwakilan pimpinan eselon I dari masing-masing kementerian, menandai tonggak penting dalam upaya menjadikan kuliner Indonesia sebagai merek global dan instrumen strategis penguatan ekonomi kreatif di tingkat internasional.
Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menjelaskan bahwa tahap awal program akan dimulai di lima kota percontohan, New York, London, Amsterdam, Tokyo, dan Sydney.
“Melalui MoU ini, setiap kementerian menyatukan komitmen membangun branding restoran Indonesia di luar negeri, bukan hanya soal makanan, tapi juga cita rasa dan warisan budaya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, program ini diharapkan memberikan dampak luas, mulai dari peningkatan ekspor dan pariwisata hingga penguatan BUMN dan ekosistem ekonomi kreatif.
Senada, Wakil Menteri Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, menilai diplomasi kuliner sebagai salah satu bentuk diplomasi tertua dan paling efektif. Berdasarkan survei Kementerian Luar Negeri, ada 1.221 restoran Indonesia di 132 perwakilan di luar negeri yang dapat dijadikan kanal utama promosi.
“Dari survei itu, kita mengetahui masakan Indonesia yang paling dikenal ada lima, sate, nasi goreng, gado-gado, rendang, dan berbagai olahan mi,” jelas Wamen Arrmanatha.
Ia menekankan pentingnya membuat standar untuk kelima masakan tersebut agar cita rasanya konsisten di seluruh restoran Indonesia di luar negeri.
Peluncuran program S’RASA ini juga dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri, serta pejabat eselon I yang mewakili Kementerian UMKM dan pejabat lainnya dari Kementerian Ekonomi Kreatif.