Perkuat Wisata Bahari, Alor Pasar ASEAN Untuk Wisata Selam

oleh -867 views

Kalseltenginfo.com, Jakarta – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menuntaskan kegiatan Wisata Pengenalan atau Familiarization Trip (Famtrip) untuk pelaku usaha perjalanan wisata selam dari negara-negara di kawasan ASEAN sebagai upaya memperkuat dan mempromosikan segmen wisata minat khusus utamanya wisata bahari atau marine tourism.

Kegiatan Famtrip yang telah dilaksanakan pada 18 – 24 Agustus 2025 di Alor, Nusa Tenggara Timur diikuti oleh lima pelaku usaha dive center asal Malaysia dan Singapura yaitu Divertainment, Seapixels Dive Team, Scuba Spirit, The Dive Company, dan The Submersibles.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar Ni Made Ayu Marthini dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (29/8/2025) mengatakan Famtrip ini menjadi salah satu upaya promosi wisata minat khusus bahari sebagai bagian dari program unggulan Kemenpar salah satunya Pariwisata Naik Kelas.

Lebih lanjut, Ni Made Ayu Marthini menjelaskan wisata minat khusus selam merupakan segmen unggulan yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, melalui program Pariwisata Naik Kelas diharapkan dapat menjadi stimulus dalam mendorong pengembangan pariwisata yang berkualitas, sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas dan merata bagi masyarakat.

“Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang unggul di mata dunia. Kegiatan Famtrip ini sekaligus menajamkan citra Indonesia sebagai destinasi wisata bahari bagi pasar wisatawan mancanegara, khususnya untuk segmen diver,” kata Ni Made.

Pulau Alor dipilih karena selama ini menjadi tujuan atau destinasi selam terbaik di Indonesia.

Di Alor, para peserta mendapatkan pengalaman menyelam di beberapa titik selam populer, seperti Kalabahi Bay, Apuri Bay, dan Wolang Wall.

Para peserta Famtrip juga mendapatkan pengalaman unik bertemu dengan Mawardi, seekor ikan duyung atau dugong yang berada di sekitar Pantai Mali.

Tidak hanya menikmati pengalaman menyelam, para peserta Famtrip juga berkesempatan mengunjungi dua desa wisata di Alor yang kaya akan budaya lokal, yaitu Desa Takpala dan Desa Umapura.

“Land tour ini tidak hanya menambah khazanah budaya setempat dalam perjalanan mereka, tetapi sekaligus mengakomodasi kebutuhan para penyelam untuk menjalani masa tunggu pasca-selam, yaitu waktu jeda minimal 18 hingga 24 jam yang disarankan sebelum melakukan penerbangan demi menjaga keselamatan dan kesehatan pasca-penyelaman,” ujar Made.

Di Desa Takpala, peserta disambut dengan beberapa tarian sambutan suku Abui yaitu Lego Lego dan Cakalele. Tidak hanya menonton, peserta Famtrip turut menari bersama dalam balutan busana adat suku Abui. Selepas mengikuti tarian, peserta diajak berkeliling melihat rumah adat, berbagai kerajinan serta aksesoris yang dijajakan oleh penduduk.

Setelah mengunjungi Desa Takpala, peserta menyeberang ke Pulau Ternate untuk mengunjungi Desa Umapura yang terkenal dengan kerajinan tenun buatan tangan. Tenun di Desa Umapura memiliki keunikan warna yang berasal dari bahan alami, serta motif yang berkaitan dengan tumbuhan dan ragam biota laut.

Di Desa Umapura, peserta Famtrip dipandu warga setempat mengamati proses pembuatan kain tenun, mulai dari pemrosesan bahan baku kapas, pemintalan benang, pewarnaan, hingga ditenun menjadi sebuah kriya wastra yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Sebagai puncak rangkaian kegiatan, Kemenpar menggelar networking dinner mempertemukan peserta Famtrip dengan stakeholders wisata selam di Alor, seperti pengusaha land tour, dive center, dan Aliansi Bahari Alor.

Agenda ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Perairan Kepulauan Alor dan Laut Sekitarnya. Selain itu, turut hadir perwakilan dari Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).

Di samping mempertemukan pelaku bisnis, agenda networking dinner juga menjadi ruang untuk memberikan informasi terbaru mengenai arah kebijakan pariwisata minat khusus di Indonesia.

Dalam salah satu sesi, PADI Regional Training Consultant, Abimanju Carnadie, memaparkan tentang destinasi selam di Indonesia serta potensi pertumbuhan minat khusus aktivitas bahari tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.