Kalseltenginfo.com, Jakarta – Kalimantan Selatan patut berbangga. Untuk pertama kalinya, provinsi ini meraih predikat Provinsi Terbaik 1 se-Indonesia dalam pengelolaan Posyandu 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penghargaan tersebut diterima pada Rakernas Posyandu di Jakarta, Senin lalu.
Pengakuan nasional itu menjadi bukti nyata kerja keras kader posyandu di seluruh pelosok Kalsel. Mereka bukan sekadar relawan, tetapi motor penggerak kesehatan di tingkat akar rumput.
Kebanggaan itu disampaikan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Muhamad Muslim, saat membuka Jambore Kader Posyandu Tingkat Provinsi Kalsel 2025 di Banjarmasin, Rabu (24/9).
“Semoga prestasi ini semakin mendorong seluruh kader posyandu untuk mengoptimalkan peran mereka dalam melayani masyarakat,” ujar Muslim.
Jambore ini sendiri digelar sebagai wadah pembinaan, berbagi pengetahuan, sekaligus bentuk apresiasi bagi para kader yang telah berkontribusi dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam sambutannya, Muslim menekankan peran strategis kader posyandu. Mereka bukan hanya penyampai informasi kesehatan, melainkan juga penggerak masyarakat untuk rutin memanfaatkan layanan posyandu.
“Peran kader sangat besar. Mereka hadir sebagai pendamping, edukator, sekaligus penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu,” katanya.
Keberadaan posyandu terbukti memberi manfaat signifikan bagi kesehatan ibu dan anak, serta menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kalsel.
Meski meraih predikat terbaik, Kalsel masih menghadapi pekerjaan rumah besar di bidang kesehatan. Tantangan nyata masih nenanti, sejumlah persoalan mendasar terus menghantui, seperti tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Tak hanya itu Kalsel pun tetap dibayang-bayangi Kasus balita gizi kurang dan gizi buruk
Masalah ini, tegas Muslim, hanya bisa diatasi melalui sinergi bersama: pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, kader PKK, posyandu, hingga partisipasi aktif masyarakat.
“Saya berharap kader posyandu memiliki tekad kuat dan tidak pernah mundur dalam menghadapi permasalahan kesehatan masyarakat,” ucapnya.
Jambore 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi. Lebih dari sekadar ajang silaturahmi, kegiatan ini menegaskan bahwa posyandu adalah ujung tombak pembangunan kesehatan.
Dengan semangat kolaborasi, Kalimantan Selatan diharapkan mampu mempertahankan prestasi sekaligus menjawab tantangan nyata di lapangan. Sebab, masa depan kesehatan masyarakat—khususnya ibu dan anak—banyak ditentukan oleh kerja keras kader posyandu di garis terdepan.