Kalseltenginfo.com, Banjarmasin – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin, membantah bahwa banyaknya fasilitas yang rusak di kampung wisata Sungai Biuku, dikarenakan adanya pembiaran alias ditelantarkan.
Selain itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan, bahwa keputusan ditutupnya kawasan kampung wisata yang ada di Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara sejak Kamis (19/05) kemarin juga bukan disebabkan kerusakan yang terjadi.
“Kan kita sudah dua tahun mengalami pandemi. Artinya memang sebelumnya banyak pengunjung. Dan sejak pandemi ada, terpaksa semua objek wisata ditutup,” ucapnya saat ditemui awak media di siring Jalan Piere Tendean, Jumat (20/05) siang.
Menurutnya, alasan itulah yang dipakai Ibnu Sina atas kondisi yang terjadi pada kampung wisata selanjung Sungai Biuku tersebut.
“Jangan anggap itu pembiaran. Karena mau kita perbaiki pun, siapa yang datang,” ungkapnya.
Kendati demikian, Ibnu mengklaim bahwa saat ini pihaknya bersama jajaran Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin sudah mulai mencoba memperbaiki dan mengembalikan nilai wisata yang ada di Banjarmasin.
“Karena itu, tolong dipahami bahwa kita sudah mulai mencoba untuk memperbaiki dan kembali melibatkan masyarakat yang tergabung dalam Pokdarwis di sana agar wisata di tempat tersebut bisa kembali bangkit.
“Karena Dari 10 destinasi wisata baru yang kita bentuk sejak tahun 2018 salah satunya adalah Sungai Biuku. Dan memang Sungai Biuku ini memiliki potensi besar untuk pengembangan pariwisata di Banjarmasin,” ujarnya
Dengan upaya tersebut, ia berharap seluruh destinasi wisata yang sudah dibentuk dalam beberapa tahun ini bisa di dress up seperti halnya kawasan wisata Kubah Habib Basirih yang masuk 50 besar desa wisata dari kementerian.
“Itu sudah jadi hal yang luar biasa, karena dari 3000 lebih desa wisata, kita satu-satunya di kalsel masuk di 50 besar,” ungkapnya.
“Apabila bisa kita lakukan hal yang sama pada kampung wisata lainnya di Banjarmasin ini seperti Kampung Biru, Kampung Hijau, Kampung Arab, termasuk Sungai Biuku saya kira akan bisa menambah nilai jual pada pelancong dan wisatawan,” tambah Ibnu.
Karenanya, Ibnu menekankan ada catatan yang harus dibenahi supaya kampung wisata lain bisa senasib dengan Kubah Habib Basirih.
“Pada intinya akan kita coba revitalisasi lagi, dengan alokasi anggaran yang cukup baik dari APBD maupun dari CSR, agar kawasan wisata kita bisa dihidupkan kembali,” imbuhnya.
“Targetnya dalam setahun ini,” tandasnya.
Disamping itu, menurut Ibnu Sina, keputusan Presiden Joko Widodo yang sudah memberikan kelonggaran dalam pemakaian masker di tempat terbuka, akan dijadikan momen untuk kebangkitan wisata di Banjarmasin.
“Yang paling penting itu adalah keberadaan pokdarwisnya. Karena merekalah yang menjaga dan membenahi kawasan tersebut,” tuntasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pariwisata Disbuporapar Kota Banjarmasin, Fitriah mengungkapkan Kampung Wisata Sungai Biuku harus tetap hidup karena termasuk satu dari sepuluh prioritas destinasi wisata di Kota berjuluk Seribu Sungai tersebut.
“Harus dihidupkan kembali karena kampung ini salah satu dari 10 prioritas destinasi wisata kota Banjarmasin,” ungkapnya.
Meskipun, saat ini diakuinya, Kampung Wisata tersebut terdampak musibah banjir yang mengakibatkan Pionering yang awalnya menjadi spot foto, terlalu susah untuk dirawat didaerah rawa (gampang rapuh) karena terendam air.
Disisi lain ujarnya, hewan endemik biuku, kura-kura, bidawang yang lepas karena kandang rusak setelah diterjang banjir sehingga untuk memulai kembali perlu proses dan itu membuat salah satu daya tarik bahkan daya tarik utama (hewan biuku) tidak berjalan.
“Sehingga kemudian membuat pokdarwis setempat menutup sementara tempat wisatanya,” kata wanita yang akrab disapa Fitri itu.
Ia menambahkan, pandemi Covid-19 juga berpengaruh, menjadikan sepi kunjungan wisata, sehingga saat ini pokdarwis ujarnya sedang melakukan pembenahan dan perbaikan sarana dan prasarana yang tersedia di sana.
“Namun semua itu, (pengelolaannya) dilakukan oleh Pokdarwis itu sendiri dan bisa saja berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata sebagai mitra dari mereka,” pungkasnya.
Ia menekankan, Disbudporapar Kota Banjarmasin senantiasa berupaya mendorong dan memberi dukungan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk bisa menggerakkan kampung wisatanya bangkit kembali pasca musibah banjir dan Pandemi Covid-19.
Salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh Disbudporapar yakni melakukan promosi dengan masif untuk kampung wisata tersebut, salah satunya termasuk kampung wisata Sungai Biuku.