Karya Anak Bangsa Kian Mendunia Lewat Industri Gim, Oleh : Helmi Rifai SH

oleh -14 views

Kalseltenginfo.com, Banjarmasin – Tahun 2025 menandai babak baru bagi kebangkitan ekonomi kreatif Indonesia, khususnya di sektor industri gim. Dalam ajang Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2025) di Bali, deretan karya digital anak bangsa berhasil mencuri perhatian dunia.

Dari DreadOut hingga Coral Island, gim buatan pengembang lokal kini tidak lagi sekadar pelengkap pasar global—melainkan penanda bahwa Indonesia mulai berbicara dengan bahasanya sendiri di panggung industri kreatif dunia.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyebut gim sebagai “jembatan generasi muda Indonesia ke pasar global”. Ungkapan itu bukan sekadar retorika, melainkan cermin bahwa pemerintah mulai melihat industri gim sebagai sektor strategis yang menyatukan seni, teknologi, dan ekonomi.

Dari Hobi Menjadi Ekonomi Baru

Dulu, bermain gim sering dianggap buang waktu. Kini, membuat gim justru menjadi sumber pendapatan baru, bahkan karier bergengsi. Industri ini telah membuka ribuan lapangan kerja di bidang animasi, musik digital, ilustrasi, hingga desain karakter.

Bagi generasi muda, gim bukan hanya hiburan, tapi sarana berekspresi dan berinovasi. Seperti kisah Adelia Misha, siswi SMP asal Malang yang menciptakan gim Mocchi Mitten Bubble Revenge. Di usia 13 tahun, ia sudah menulis kode, mendesain karakter, dan mengunggah karyanya ke platform global. Kisah seperti ini menggambarkan semangat baru: anak muda Indonesia tak lagi hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga pencipta.

Keberhasilan industri gim nasional tidak datang begitu saja. Ada kerja panjang di balik layar ,mulai dari peningkatan kapasitas SDM, pembiayaan, hingga kebijakan yang mendukung kolaborasi lintas sektor.

Melalui Garuda Spark Innovation Hub, pemerintah berupaya membangun jembatan antara pengembang muda, investor, dan lembaga pendanaan. Sementara asosiasi seperti AGI (Asosiasi Game Indonesia) mendorong standar kualitas, kolaborasi riset, dan promosi internasional. Upaya ini menciptakan fondasi agar talenta digital tumbuh dengan arah yang jelas: berdaya saing, berkelanjutan, dan beretika.

Gim Sebagai Cermin Budaya

Uniknya, banyak gim lokal yang membawa nilai dan cerita Indonesia. DreadOut menampilkan suasana mistik khas tanah air, sementara Coral Island mengangkat isu lingkungan dan kehidupan pesisir. Nilai-nilai lokal inilah yang menjadi kekuatan utama, membedakan karya anak bangsa dari produk global lain yang seragam.

Di sinilah industri gim tidak hanya bicara ekonomi, tapi juga diplomasi budaya. Melalui layar ponsel dan komputer, dunia mengenal kekayaan cerita, musik, dan visual Indonesia. Setiap pixel menjadi potongan mozaik identitas bangsa yang ditampilkan secara modern dan membanggakan.

Potensi industri gim Indonesia sangat besar. Dengan 274 juta penduduk dan populasi digital yang terus meningkat, pasar domestik kita adalah modal dasar yang kuat. Tantangannya kini bukan sekadar membuat gim yang bagus, tetapi membangun ekosistem: dari pendidikan kreatif, akses permodalan, hingga regulasi yang mendukung hak cipta dan inovasi digital.

Pemerintah, akademisi, komunitas, dan pelaku industri perlu bergerak dalam semangat kolaboratif. Karena ekonomi kreatif hanya akan tumbuh jika didukung oleh ekosistem yang saling menguatkan, dari hulu hingga hilir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.