1 Tahun Pemerintahan Prabowo, BSI Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

oleh -18 views

Kalseltenginfo.com, Jakarta – Memasuki tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan kinerja impresif. Hingga Triwulan III 2025, seluruh indikator utama keuangan BSI tumbuh dobel digit dan melampaui pertumbuhan industri, dengan kualitas aset yang tetap sehat.

Pertumbuhan solid tersebut ditopang oleh bisnis emas dan haji yang menjadi mesin utama penggerak bisnis syariah nasional. Hasilnya, BSI membukukan laba bersih Rp5,57 triliun hingga September 2025.

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Republik Indonesia atas dukungan terhadap penguatan ekosistem keuangan syariah. Salah satunya melalui pendirian Bank Emas pada 26 Februari 2025 yang menjadi katalis utama bagi pertumbuhan bisnis BSI.

“Kinerja solid BSI pada Triwulan III 2025 tidak lepas dari dukungan kuat Pemerintah melalui berbagai kebijakan ekonomi dan stimulus yang memperkuat peran perbankan syariah dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Anggoro.

Ia menambahkan, penurunan BI Rate dan penempatan dana SAL (Saldo Anggaran Lebih) turut membuat likuiditas perbankan lebih kondusif. Dari total penempatan SAL Rp10 triliun, seluruhnya telah terserap dengan baik, berkontribusi pada kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp348,38 triliun atau naik 15,66% (YoY).
Mayoritas DPK kini berada pada kategori dana murah (CASA) sebesar 59,42%, dengan komposisi tabungan 41,95% (Rp146,36 triliun), giro 17,41% (Rp60,64 triliun), dan deposito 40,58% (Rp141,38 triliun). Total aset BSI pun meningkat 12,37% menjadi Rp416 triliun.

Bisnis emas menjadi bintang baru. Sejak peluncuran layanan bulion oleh pemerintah, pembiayaan emas BSI melonjak 72,82% (YoY) mencapai Rp18,76 triliun.

Rinciannya, cicil emas Rp10,32 triliun (tumbuh 106,36%) dan gadai emas Rp8,44 triliun (naik 44,19%).
Sementara Tabungan Emas juga mencatatkan kinerja positif dengan saldo kelolaan 1,15 ton, penjualan 1,69 ton, dan 200 ribu rekening aktif.

Pertumbuhan pembiayaan emas turut mendorong kenaikan pembiayaan konsumer BSI sebesar 15,02% menjadi Rp167,62 triliun. Secara total, pembiayaan BSI mencapai Rp300,85 triliun, tumbuh 12,65% YoY dengan dominasi segmen ritel dan UMKM 72,42%.

Kualitas pembiayaan tetap terjaga dengan NPF Gross 1,86%, lebih baik dibanding periode sebelumnya dan di bawah rata-rata industri.

Digitalisasi Mendorong Akselerasi

Direktur Finance and Strategy Ade Cahyo Nugroho menegaskan, BSI terus memperkuat kapabilitas digital untuk mendukung ekspansi bisnis.

“Ke depan, kami akan memaksimalkan infrastruktur IT agar layanan BSI makin cepat, efisien, dan inklusif,” ujarnya.
Jumlah pengguna BYOND by BSI melonjak 164% (YtD) menjadi 5,23 juta user, didukung oleh 5.859 ATM/CRM, 126 ribu BSI Agen, 22 ribu EDC, dan 527 ribu merchant QRIS.

Untuk sektor UMKM, BSI meluncurkan portal Salam Digital guna memudahkan pengajuan pembiayaan mikro secara daring. Akibatnya, pembiayaan UMKM naik menjadi Rp50,25 triliun, menjaga rasio pembiayaan inklusif makroprudensial di level 34,24%.

Sebagai bank syariah terbesar nasional, BSI mengambil peran aktif mendukung program Asta Cita Pemerintah, termasuk hilirisasi dan monetisasi emas, KUR Syariah Rp25 triliun untuk 308.310 nasabah, dan pembiayaan KPR FLPP sebanyak 22 ribu unit rumah dengan outstanding Rp3,3 triliun.

Selain itu, BSI juga mendorong program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), ekonomi hijau, serta mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kontribusi Sosial dan Zakat Perusahaan

Sejak merger hingga September 2025, BSI telah menghimpun zakat perusahaan Rp849 miliar yang disalurkan melalui BSI Maslahat untuk pemberdayaan umat di bidang sosial, dakwah, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Program ini telah memberikan manfaat kepada lebih dari 270 ribu penerima manfaat di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.